Iwan dulu tinggal di Cipinang Asrama, berhubung Ayahnya seorang polisi. Hobinya pada waktu itu (TK) adalah ngadu ayam jago, buat kesenangan bukan uang. Ibu Wati selalu dibuatnya repot karena malas mandi, disuruh lah Mba Ayu pembantunya mengajaknya mandi. Mba Ayu pada saat itu memiliki seorang anak balita, Sri.
"Mas kata ibu mandi mas," Kata Ayu halus kepada Iwan. "Lu cerewet lu," sahut Iwan acuh melanjutkan perlombaan adu ayam. Ayu tampak sangat sedih diperlakukan sangat kasar oleh anak majikannya itu. "Gendong guah dulu baru guah mandi!" Suruh Iwan. Ayu terkejut "Yah Mas, Srintil lagi digendong." Sri sedang digendong Ibunya. "Bodo." Iwan sahut. Akhirnya, dengan lapang dada Ayu menggendong Iwan dan Sri. Tangan kiri Iwan mengepit ayam, tangan kanannya mencubiti Sri sampai menangis.
Setelah sampai dirumah Iwan berteriak, "Ambilin handuk guah!" Lalu Ayu menaruh Sri dilantai. Siapa sangka Iwan berpikiran licik dan menggendong Sri, lalu memasukannya ke selokan depan rumah. Ketika Ayu datang, dia terkejut mendapatkan anaknya sedang menangis di selokan. "Gusti, Srintil! Kamu ngapain disana? Mau nangkep ikan?", Iwan dari jauh berteriak "Tau tuh Srintil jelek, bau, kudisan!". Ayu tidak pernah mengetahui bahwa Iwan lah yang menatuh Sri ke selokan, bukan Sri sendiri yang berjalan.
Di sore hari Ibu Wati bergosip dengan Ibu tetangga. Tiba datang seorang bocah, botak kurus item dan duduk didepan rumah.
"Anak saha etah, .......barudak....bangorr....kurang asem..." ("Anak siapa sih itu, Anak kurang ajar asal dengerin orang tua bicara.") Kata ibu tetangga.
Ibu Wati menyahut "ya ya, anak saha???"
Lalu mereka melanjutkan bincangan tanpa mengkhawatirkan anak badung itu.
"Astaghfirullah, itu Iwan!" Ibu tetangga berteriak.
"Hah? Iwan saha? Hah Iwan, kamu teh botak!" sang ibunda sadar.
"Ia, enak dingin, kaya adek" sahut Iwan PD
"Siapa yang cukur?" Tanya Ibunya.
" Om Sungkono." Jawab Iwan tidak bersalah. Ibu Wati sadar, Iwan tidak punya uang.
"Kamu bayar....", "Iwan ngutang sama Om Sungkono."
Dalam hati kedua Ibu-ibu itu berfikir, Oalah bocah, udah botak ngutang pula.
Suatu hari Pale Uu berkunjung ke rumah Ibu Wati di Cipinang. Iwan yang berhati Usil menempel kan diri ke belakan mobil Pale Uu, niatnya hanya manjat memanjat mobil orang. Ternyata Pale Uu sudah ada dalam mobil dan dia mengendarakannya tanpa sadar bahwa Iwan sedang glandotan di belakangnya. Iwan panik ketika Pale nya sudah menuju jalan besar, paniknya menutupi semua pikiran rasionalnya dan si kecil botak itu akhirnya memutuskan loncat dari mobil, gedebluk dengan punggung duluan dan akhirnya dibawa kerumah sakit.
Waktu berjalan, hari berganti hari berganti minggu dan bulan, bulan menjadi tahun dan sekarang disini sang Iwan tidak berubah. Meski Iwan sudah tak lagi botak.
Kerjaannya adalah menonton DVD GOLF terus menerus dan mengulangi jurusnya dengan stik golf andalannya di depan tipi. Atau membenarkan AC mobil kesayangan atau nonton Mamma Mia dan bernyanyi bersama Pierce Brosnan.
Sekarang Iwan memiliki seorang Istri yang pandai membuat kopi dan dua anak yang berusaha menjadi berguna. Iwan yang dulu badung sekarang adalah Ayah yang sempurna.
Sunday, December 28, 2008
An Old Man Tale
testimony of arinda at 12/28/2008 06:46:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment