Meskipun hari ini mood gue drastis turun tangga, Nyak nga peduli mau di dengar apa nga, beliau bercerita...
Dulu ketika Mbah Akung masih bekerja beliau sempat ditempatkan ke Jepang dan Amerika. Hidupny nga jauh beda sama si Bos sekarang, suka pindah-pindah.
Mbah Akung dulu selalu berkata bagaimana ia sangat berharap ditempatkan ke Jerman.
....
Bertahun-tahun setelah beliau meninggal, si Bos di dinaskan ke Jerman.
Lalu kepada tante gue, beliau berkata, "Pokoknya papah mau ada yang sekolah di Kairo, di Al-Azhar. Papah bakal cari duit deh, asalkan kamu bisa kesana. Siapa aja. Papah pengen banget."
....
Sekarang.. Cairo is waiting for us waving his mumie banded hands.
Ini membuat gue sedikit shiver. Well, its not a surprise though that those things happens, its my family and we totally believe in fortune telling, faith and destiny.
Anyway, ketika gue berfikir soal itu, mungkin aja cucu cucu gue bisa ke Hollywood nerusin mimpi hareem gue.
Tapi lalu gue mengingat sesuatu.
Dulu banget juga. Kejadian itu Winter di Berlin, di lift apartement perjalanan dari lante 4 ke E.
Gue, Nyak, Kiki mengantar seorang tamu pulang. Beliau adalah seorang wanita bernama Bu Legiem. Bu Legiem menikah sama orang bule (how lucky) dan dia buta huruf. Orang-orang bilang dia pandai membaca tangan orang, tapi dia nga mau baca sembarang tangan orang.
Tiba-tiba sambari di ambilnya tangan Kiki, dan dia tersenyum cerah.
"Aduh bu Iwan, ini bagus amat yak masa depannya. Nga bakal kekurangan deh, amin amin. Sukses" (baca: lebih kwitang)
Ketika Mamah menyedorkan tangan gue. Beliau... hening.
Belakang ini Tante gue lagi berhubungan dekat sama tante-tante tua yang katanya pandai juga meramal. Meskipun gue nga terlalu percaya. Tante gue minta dibacain futurenya sepupu gue. Seperti biasa future orang selain gue, futurenya cerah.
"Terkenal, saya dapat melihat mukanya dimana-mana."
"Akan menikah dengan gadis cantik, sukses"
"Rejeki ngalir"
dan lain2.
namun sekali lagi.
hening.
oops. segitunya ya gue.
Lalu ramalan ketek Martin melintas di benak gue. "Agak susah.... harus mengelami Arinda untuk mengerti.. sales..."
oke, am i really that complex?
Meskipun gue punya tahi lalat di jempol kaki, yang kata orang artinya gue bakal keliling dunia tetep aja gue ragu. Mikirin soal kehidupan masa depan bisa bikin gue down lima tahun. Begitu banyak orang sekeliling gue yang katanya ' cerah' dan gue sendiri?
Kenapa nga ada yang bisa meng-sure-kan gue masa depan yang cerah seperti Jiko?
Kenapa semua ngeraguin gue?
Itu aja udah cukup bikin gue mau muntah.
whatever. who cares?
Thanks anyway for underestimating me. That keeps me motivated, pumps me with hate, revenge and adrenaline to show them that i am a LOAD more better than they think.
I can have my dreams come true. even if i havent one.
I exist to show that i exist.
and
I dont smoke
I am still a virgin
Friday, February 20, 2009
Fortune Teller
testimony of arinda at 2/20/2009 06:56:00 AM
Labels: stupid puberty hormones of mine
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment