
Gue nga tau siapa dia, gue nga kenal dia secara langsung tapi gue denger kisahnya yang bikin menggeger hati. Karena dengan bodohnya gue lupa nanya namanya, panggil aja dia X.
Kalo misalnya lo sering lewat ato bahkan turun di terminal rawamangun, perhatiin deh, ada nga pengamen yang turun dari bus ke bus pake biola? Kalo ada berarti mungkin itu X.
X udah putus sekolah lulusan SMP, dia lahir dari keluarga yang kurang mampu, kaka2nya pun nga bisa di andelin dan orang tuanya sudah cukup tua. Nga tau dari mana X dapet biolanya dan nga tau dari mana dia belajar, X menunjukan bakat yang cemerlang. Semangatnya menutupi bahwa dia seorang yang mesti berjuang hanya untuk makan. Bagaimana bisa hanya Tuhan yang tau, X kenalan dan ketemua dengan Ka Eci, guru biola yang handal banget dan memohon untuk berguru dengannya. Sedihnya X begitu ingin belajar dan melupakan keadaan sehingga ia hanya bisa bayar 80ribu/bulan. Melihat potensi, bakat dan semangat nya yang membara, Ka Eci pun membiarkan X untuk belajar dengannya walaupun ia tak mampu membayar. X pun rajin datang kerumah Ka Eci untuk menuntut ilmu. Pernah dia dateng engos2an, ternyata dia jalan kaki dari terminal sampe ke kayumanis, karena temennya yang bisa bawa motor sedang sakit. Dia datang dengan sendal jepit swallow yang udah butut dan dijahit, kaos bolong dan celana warna warni jahitan sendiri. Membawa biola kesayangannya begitu jauh hanya untuk mempertahankan apa yang ia cinta. Katanya, Biola itu udah kaya nyawanya, Tuhan segitu perjuanngannya dan semangatnya. Pernah dia cerita kalo senar2 biolanya udah mau putus, Ka Eci bilang, dia suruh tunggu bulan depan agar Ka Eci bisa memesan senar yang bagus untuknya. Bulan depan X udah dateng dengan senar biola baru yang ia beli sendiri dari hasil tabungannya seharga 400rb. Untuk kita aja orang biasa 400rb udah dapet puas dibelanjain di ITC, X yang bisa membutuhkan uang itu untuk sesuatu yang lebih penting rela berkorban untuh biolanya. Sekarang dia udah Suzuki 5 and God knows how freakin hard it is. Karena kehandalanya Ka Eci sering mempercayaka job2 ke dia dan dia pun sudah dapat mencari nafkah untuk biaya pulang kampung. Tapi dia belum balik2 dari kampungnya... I wonder if he will... Aku dijanjiin mau dikenalin, dan buat gue ini lebih exciting daripada blind date sama cowo terganteng manapun.
Ngebayangin seorang yang terbatas kemampuannya mempunyai keinginan segitu tingginya bikin gue malu. Gue yang masih bisa makan gampang, beli softex gampang, kenapa begitu males? Gue malu demi Tuhan.. Gue nga sabar nunggu hari gue bisa ngeliat dia langsung dan dengerin gesekan halus biolanya. Gue nga sabar nunggu dia pulang, si pengamen biola yang orang2 yakin mati bahwa dia akan sangat berhasil kelak.. Dear you mysterious X, keep on playing your violin, show the world that you exist, Gods not that mean and someday you gonna reach the top of mountain, yeah!
ironisch...sometimes the one who deserve a better life is someone we judge with one eye, someone whos been living through hell and someone who wakes up in heaven and drink his honey from a golden tree deserves nothing but a kick on his ass.
See you X, hope we'll be friends :)
Friday, October 17, 2008
The Mysterious Violinist
testimony of arinda at 10/17/2008 08:13:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
ini beneran nda? so touching
beneran lah say, ntar aku critain klo aku udah kenalan ya
hah nda?ni siapa
Post a Comment